Istilah “wartawan kagetan™” saya dapatkan ketika saya mengikuti Inhouse training bersama Y.B. Margantoro-direktur LPJB(Lembaga Pelatihan Jurnalistik Bernas )- yang diadakan di kampus, sabtu kemarin. Mungkin beberapa dari kita sudah tau bahwa beliau ini adalah wartawan senior. Berkaitan dengan “wartawan kagetan™” mungkin sangat pas kalau profesi ini juga diberikan kepada teman-teman blogger baik yang pemula seperti saya atau yang sudah menjadi seleblog.
Kecanduan blog
Percaya atau tidak, ada dari beberapa blogger pasti pernah kepikiran tentang apa posting berikutnya. Seperti dua teman saya dari posting tentang apa yang dilihat di tv sampai hal-hal yang berbau candi/arkeologi. Atau bahkan saya sendiri yang posting tentang toilet, dan saya kira ini wajar ketika kita sudah gila dengan aktifitas blogging apalagi bergabung dengan blogger comunity seperti CahAndong yang merupakan komunitas blogger Jogja yang sebagian besar anggotanya penganut paham narsisme.
Paman Budi Putra juga sudah membeberkan beberapa tanda-tanda kecanduan blog, pertanyaannya sudahkan anda merasakan hal yang demikian? Sampai-sampai ketika jalan dimana saja selalu bersama kamera digital untuk berburu bahan posting, sehingga kita tidak melewatkan kalau ada yang sedang sepeda gembira dalam rangka HUT SMP N 1 Kalasan atau SMP Bogem.
Kuli tinta keyboard
Pameran “Invesda Expo” di Jogja Expo Center yang berakhir kemarin merupakan lahan tersendiri bagi wartawan kagetan™ seperti saya, apalagi masuknya GRATIS. Dengan berbekal kamera digital saya bisa keliling Indonesia dan mengabadikan suku pedalaman Papua yang sedang mengukir sebuah potongan kayu. Bocorannya untuk sekedar foto bersama dikenakan biaya 20.000 rupiah dan tidak bagi yang mencuri ambil foto tanpa sepengetahuan si empunya wajah.
Semakin banyaknya wartawan kagetan™ atau blogger di Indonesia, bisa dikatakan Indonesia akan memiliki rakyat yang melèk ilmu pengetahuan. Sebagai wartawan kagetan™, selain rajin nulis paling tidak ini akan memaksa untuk membaca, mereview sekedar mencari bahan referensi. Apalagi kalau sudah seleblog, lihat saja komentar yang ada selalu mencapai ratusan. Bagaimana dengan yang bukan seleblog tapi bergabung disuatu komunitas seperti saya? Paling tidak sudah banyak kometar yang diberikan pengunjung meskipun sekedar “Pertamaaaaxxx!!!”. Itu pun sudah cukup menggerakkan hasrat menulis.
PERTAMAX….!
nah… saiki komen sebenere
melihat pit2 dihias, jadi kepingin beli pit.
pitku sudah saya jual bbrp tahun lalu… hiks.
dan ini….
HETRIK!
>:)
heuehuheuheue 😆
gw baca 35 tanda2 kecanduan ngeblog di blog paman budi itu kok ngaco semua :))
hmmm.. gw juga kayaknya kecanduan ngeblog karena update hampir setiap hari. 😛 (terakhir aja 1 hari = 3 posts 😆 )
halah…..seneng banged ik dadi wartawan kagetan…
xixixixixi
jadi inget pernah magang di pers mahasiswa bareng sarjana arkeologi™ itu…
dimaklumi
soale tanpa skrinsut adalah cerita hoax™
setuju sama Mas Adi *menyeringai*
ooo… jadi ternyata mas annots ini kagetan to? *hihi*
Ah… biasa aja juragan roti arnnots
kecanduan ngeblog?
aku iya ga yah? xixixixixi..
nek aku ‘wartawan kaget’ wae bos ora ‘kagetan’ nek kagetan berarti bola-bali kaget nek kaget kan mung sepisan 🙂
waw.. dadi wartawan toh pak skrg ?
MAKAN MAKAN
aku yo nang ndi2 gowo kamera. meh ndak dino motret. ndak dino nulis, kecuali pas prei. tapi blog-ku malah ra tau keurus … hiks
kasihan blog saya … :p
hahaha.. iya juga yah.. ga mikir ke sana.. makin banyak penulis aja!
wartawan kagetan? yah ndak masalah toh..siapa tahu dari situ malah jadi wartawan beneran :)..
biarpun nnati cuma dilaporkan di blog sendiri..yang penting dah menyalurkan hobi menulis..:)
wartawan kagetan???
jadi inget pasar kaget nih…
ada hubungannya ga ya…..
*ngelus perut*