Pemerkosaan Bahasa

Bukan hanya wanita yang menjadi korban, kosakata juga sering manjadi korban permerkosaan dengan memaksakan untuk digunakan dalam percakapan atau pergaulan sehari-hari. Kalau dulu jaman saya masih duduk di bangku sekolah teknik, “nge-dring dulu” adalah bahasa yang biasa digunakan kepala laboran untuk menawarkan minuman ke yang lainnya.

Lain lagi dengan akhiran “isasi” seperti yang digunakan pada kata “mobilisasi”, “organisasi”. Menurut kitab primbon bahasa Indonesia yang saya miliki, bahwa akhiran “isasi” sebenarnya bukan akhiran seperti “an” pada “ciuman”, atau akhiran “kan” pada “bayangkan”. Jadi mobilasasi adalah kata serapan yang lazim kita gunakan berasal dari bahasa Inggris “mobilization”, begitu pula dengan organisasi yang ternyata bukan berasal dari kata organ dibubuhi akhiran “isasi”, meskipun kata mobil dan organ juga terdapat dalam bahasa Indonesia. Jadi tepatkah kata “Bloggerisasi” sebagai jargon untuk mencapai 1 juta blogger di Indonesia di tahun 2008 -oleh oleh Pesta Blogger 2007-, atau “nDoyokisasi” untuk memasyarakatkan “nDoyok” dan mendoyokkan masyarakat.

Mendadak sok tehe –pepeng style- tentang perbahasaan karena saya merasa terusik campur geli ketika melihat hasil perburuan foto saya di Candi Prambanan bersama teman saya -kali ini bukan Komandan nDoyoker– akhir Desember kemarin. Dalam foto di bawah ini, bukan gadis yang ada dalam foto atau ibunya -yang keliatan tangannya pegang kamera- yang diperkosa, tetapi Headline metamorfosa atau kaleidoskop candi Prambanan pasca “Gempa” yang tak kalah menarik.

Saya menyebutnya sebagai salah satu bentuk promosi agar bahasa kita -yang diwakili “Gempa”- bisa diserap oleh pendatang dari luar negeri. Kata Gempa pada banner dengan tanda petik (“…”) memperjelas bukan karena salah cetak, atau salah pemilihan bahasa ketika merancang dan mencetak banner tersebut.

Saya bukan mau ngambil gambar si cewek, tetapi emang ceweknya aja yang ga mau pergi watu saya membidiknya.

Penginnya sih, kelak dalam kamus Oxford menjelaskan bahwa:

earthquake: see Gempa; a natural phenomenon that results from the sudden release of stored energy in the Earth’s crust that creates seismic waves.

 

33 comments

  1. wah.. klo mbak nya menuntut gara2 kamu memposting poto2 nya .. sokooor loh
    ngomong2 mbak e ckape ngga tho.. ngga keliatan je

    indonesia kok ya terkenal dengan bencana nya tho.. kemarin tsunami, sekarang mau menginternasionalkan gempa… baguuuss

  2. @PriyayiSae
    yang Kedux mau diperkosa atau ga, serahkan saja sama pakar homok *moga arya ga baca koen ini*

    @venus
    Blogisasi saya ga tau artinya mbok, tapi kalo goblogisasi itu namanya pembodohan masal 😆

    @funkshit
    kalo dituntut ya diajak dame di pengadilan agama sukur-sukur malah ngajaknya ke KAU 😀

    bukan mbak, tapi adike emm lumayan cakep kok, imut

  3. lha, itu…yang ‘secara’ bukan pemerkosaan tuh? mungkin karena dari dulunya bahasa indonesia itu kebanyakan dari bahasa serapan, jadinya memang mudah mengadaptasi bahada baru kali ya? 🙂

  4. lha yen menehi tanggepan nggunakake boso jowo marang “blog” boso indonesia kang skalane ugo nasional termasuk pemerkosaan opa mung salah lobang?

  5. @Donny Reza
    “Secara” saia jarang make istilah ini jadi saia ndak tau “secara” masuk korban atau ga

    @rozenesia
    Berarti kamu bakal ngusulin pusat museum Gempa kelas Internasional di Indonesia ke dosenmu ga?

    @Praditya
    Secara saya kurang mengikuti…:lol:

    @stey
    penganiayaan terencana dan korban di bawah umur gitu?

    @icha
    Moga ini bukan suara korban perkosaan *kabur*

    @lemot
    kamlufase aja, kamu sering nulis pake secara to?

    @aprikot
    lha ceweke sopo? kenal aja ga 😀

    @daliman
    keknya anda berada dilobang yang salah kang :p

    @aji putra
    He eh…

    @verlita
    kalo itu mah pemerkosaan yang menghangatkan suasana blogsphere

    @isman
    Maksudnya karna musik rock goyonganya mirip gempa ya kang?

  6. oh mbak-mbak yang jadi model di poto itu namanya bahasa ya…???

    siapa yang memerkosa dia…???

    *nyaru jadi fast reader*

  7. hehe after the gempa? maksa banget rasanya yah Nots, tapi ini juga kan dalam rangka mengindonesahkan inggris dan menginggriskan endonesah…nah yang dibutuhkan adalah tlanslation atau translatesasi..ehehe maksa lagi

  8. kalau ‘dong’, ‘deh’, akhiran ‘in’ ( cth : digodain, digigitin, ditabokin 😀 ) . masuk pemerkosaan bahasa ngga nots ?

    Kalau ke Prambanan lagi, coba nongkrong di deket tulisan itu nots. tunggu bule2 nya dateng.. kalau ngga ada yang nanya ke kamu, berarti mereka udah ngerti arti ‘Gempa’ 😀 😀

    nice catch, anyway.

  9. mungkin ga ngerti basa linggise gempa.. hihihi mangkane diwehi tanda petik ae ben aman….. mungkin ngunu…..

  10. ternyata bahasa itu sangat berkembang ya.. kalaupun ada bahasa baru seperti bahasa yg diperkenalkan oleh Deby Sahertian aduh lupa aku namanya apa.. itu justru akan memperkaya perbendaharaan bahasa di indonesia. intinya tidak akan mengganggu eksistensi bahasa indonesia asli itu sendiri seperti halnya bahasa daerah 😀

  11. mosok ah not..????
    kamu aja yg bikin huru hara..!!!
    mnrtku gpp kok…!!!
    asal yg di maksud tahu…dan tujuannnya juga tahu..!!!

    *jitak yg posting ini*

  12. yang benar tuh
    bahasa inggrisnya gempa
    gempa = quake
    gempa bumi = earthquake
    kegemparan = trepidation
    kegemparan,kericuhan = hurly-burly
    kejadian/bencana yg menggemparkan & tiba2, = cataclysm
    keributan yg membisingkan,kegemparan = hubbub
    keributan,kegemparan,huru-hara,keonaran = hullabaloo
    perasaan,gempar = sensation
    warna,~ & cry:keributan,kegemparan = hue

Leave a reply to annots Cancel reply